Pelumasan
adalah proses memberikan lapisan minyak pelumas di antara dua permukaan yang
bergesek. Semua permukaan komponen motor yang bergerak seharusnya selalu dalam
keadaan basah oleh bahan pelumas. Fungsi utama pelumasan ada dua yaitu
mengurangi gesekan (friksi) dan sebagai pendingin. Bila terjadi suatu keadaan
luar biasa, dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka akan terjadi gesekan
langsung antara dua permukaan yang mengakibatkan timbulnya keausan dan panas
yang tinggi.
Bahan
pelumas di dalam mesin bagaikan lapisan tipis (film) yang memisahkan
antara permukaan logam dengan permukaan logam lainnya yang saling meluncur
sehingga antara logam-logam tersebut tidak kontak langsung. Selain seperti yang
diterangkan diatas, bahan pelumas juga berfungsi sebagai sekat (seal) pada
cincin torak yang dapat menolong memperbesar kompresi motor.
Gambar 1. Sistem Pelumasan
pada sepeda motor
Kegagalan
pada sistem pelumasan tidak hanya berakibat rusaknya sepeda motor tetapi juga
dapat menimbulkan kebakaran dan kecelakaan pengemudi. Kebakaran akan terjadi
disebabkan oleh bagian yang panas dapat melelehkan pembalut kabel dan karenanya
akan segera terjadi hubungan singkat dan percikan api. Bahan bakar bensin
menyambar percikan api dan akan terjadi kebakaran. Pelumasan dinding silinder
merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan. Fungsi pelumasan disini
sebagaimana dikatakan bukan saja untuk mengurangi gesekan tetapi juga untuk
perapat. Dengan adanya minyak pelumas antara ring piston dan dinding silinder
maka diharapkan kebocoran kompresi dari langkah usaha dapat
dihindarkan. Untuk menjamin pelumasan dinding silinder maka dipasang
ring oli. Ring oli tidak dapat bekerja dengan baik jika pelumas terlalu kental,
atau bila terjadi lumpur (sludge) pada celah ring. Begitu pentingnya fungsi dan
peran minyak pelumas, maka diperlukan sistem pelumasan yang bekerja dengan
pasti, mudah dikontrol dan dipelihara.
Fungsi
minyak pelumas secara keseluruhan ialah untuk mencegah atau mengurangi : Gesekan,
Persentuhan bidang kerja, Pemanasan yang berlebihan, Keausan, Karatan, Pengendapan
kotoran. Jika sistem pelumasan pada suatu mesin tidak dilakukan maka akan
mengakibatkan hal-hal berikut ini : Bagian peralatan yang bergesekan akan cepat
aus, Timbulnya panas yang berlebihan, Tenaga mesin berkurang, Timbul
karat/korosi, Umur pemakaian berkurang. Sehingga pelumasan yang teratur
dan selalu memperhatikan mutu minyak pelumas dapat memperpanjang usia motor
bakar terhadap kerusakan, karena terhindar dari : Keausan silinder, Terbakarnya
bantalan, Pengotoran busi, Kemacetan cincin-cincin torak, Pelumpuran, Deposit, Pemborosan
bahan bakar.
a. Jenis - Jenis Pelumas
Minyak
pelumas yang digunakan pada sepeda motor adalah oli karena oli mempunyai
syarat-syarat yang diperlukan dalam pelumasan, yaitu: Daya lekatnya baik, Titik
nyala tinggi, Tidak mudah menguap, Titik beku rendah, Mudah memindahkan
panas.
Ada
tiga macam oli pelumas yang diproduksi, antara lain oli mineral, oli synthetic
dan oli yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan atau hewani (castor oil), dan
pabrik-pabrik kendaraan hampir semuanya menganjurkan untuk menggunakan oli
mineral, yang telah distandarisasi oleh SAE dan API. Oli yang dibuat dari
tumbuh-tumbuhan (vegetable) banyak digunakan pada motor-motor balap, karena
kwalitasnya melebihi oli mineral. Oli synthetic banyak digunakan pada
pesawat-pesawat terbang. Oli dapat juga digolong-golongkan sesuai dengan
penggunaan kendaraan yang bersangkutan guna mendapatkan hasil pelumasan yang
baik, seperti contohnya:
1)
Jenis
ML, digunakan pada mesin-mesin bensin dengan kerja yang ringan, oli ini tidak
mengandung bahan-bahan tambahan (additives).
2)
Jenis
MM, jenis ini digunakan pada mesin-mesin bensin dengan kerja yang sedang dan
olinya mengandung additive yang dapat mencegah karat pada mesin.
3)
Jenis
MS, digunakan pada mesin-mesin bensin yang kerjanya cukup berat.
4)
Jenis
DG, digunakan pada mesin diesel dan mesin bensin, oli ini mengandung zat anti
karat dan juga mengandung detergent guna mencegah pembentukan karbon/arang pada
ruang bakar atau bagian mesin lainnya.
5)
Jenis
DM, digunakan untuk mesin diesel dan mesin bensin yang bekerja berat, oli ini
mengandung zat yang terdapat pada DG ditambah dengan Pour poit depressant yang
dapat membuat oli ini tahan akan temperatur yang tinggi. Oli ini dapat juga
disebut oli yang bermutu tinggi (High grade oil)
6)
Jenis
DS, oli ini khusus untuk mesin diesel dan mengandung bermacam-macam zat
tambahan sehingga mutunya baik sekali dan harganya cukup mahal.
Selain
standard-standard oli ini dikeluarkan oleh SAE, ada juga standard yang
dikeluarkan oleh API, di mana kode-kode yang dikeluarkan oleh API ini adalah
SA, SB, SC, SD, SE dan SF, kemudian untuk mesin diesel dengan kode CA, CB, CC,
CD. Oli yang dilengkapi dengan standard terakhir, contohnya SE atau SF atau SD
mengandung zat-zat tambahan yang lengkap seperti mengandung zat penetralisir
belerang, zat anti pelumpuran, zat anti busa dan sebagainya serta oli tersebut
dibuat dari oli mineral murni. Temperatur pada katup buang motor empat langkah
sangatlah tinggi, pada kondisi seperti ini oli pelumas akan mencapai temperatur
sekitar 100°C, pada temperatur 100°C kekentalan oli akan pecah (menjadi cair)
dan daya lumasnya menjadi hilang, oleh sebab itu memilih oli yang bermutu baik
untuk kendaraan kita sangatlah penting.
b. Viskositas Minyak Pelumas
Untuk
minyak pelumas motor, seperti diketahui ada delapan tingkat kekentalan
minyak pelumas. Yang dimaksud dengan kekentalan itu sebenarnya tidak
lain dari tahanan aliran yang tergantung dari kental atau encernya minyak
tersebut. Semua minyak pelumas jika dipanaskan akan menjadi lebih encer dan
pada temperatur yang lebih rendah akan menjadi lebih kental. Karena itu,
kekentalan minyak pelumas diukur pada temperatur tertentu.
The
Society of Automotive Engineers (SAE) merupakan organisasi yang beranggotakan
para ahli pengolahan minyak bumi dan ahli perencana motor telah menetapkan
standar kekentalan minyak pelumas. Angka kekentalan yang pertama ditetapkan
pada tahun 1911dan sesudah itu telah mengalami beberapa kali perubahan
berhubung dengan adanya kemajuan dalam teknologi dan perencanaan motor serta
kemajuan dalam bidang pengolahan minyak bumi. Angka kekentalan minyak pelumas
yang banyak digunakan sekarang terdiri dari: 5W; 10W; 20W ;20 ;30; 40; 50; 60
dan 90. Dulu pernah diproduksi minyak pelumas dengan kekentalan 90, dan 140
tapi saat ini untuk motor yang modern sudah dipakai lagi. Kekentalan yang lebih
kecil menunjukkan minyak yang lebih encer dan sebaliknya angka yang lebih besar
menunjukkan minyak yang lebih kental. Huruf W di belakang angka kekentalan
maksudnya adalah Winter yaitu untuk minyak pelumas yang khusus digunakan untuk
waktu musim dingin dan pengukuran dilakukan pada temperatur 0°F. jenis demikian
tentu saja tidak diperlukan di Indonesia.
Setiap
merek sepeda motor di Indonesia merekomendasikan minyak pelumas yang
digunakan. Misalnya Honda merekomendasi minyak pelumas dengan viskositas SAE 10
W-30. Pengukuran kekentalan minyak pelumas dengan standard SAE, ditetapkan pada
temperatur 210°F atau 2°F dibawah temperatur mendidihnya air murni. Caranya
dengan menghitung waktu yang dibutuhkan oleh 60 ml minyak tersebut untuk
melalui suatu saluran sempit pada temperatur 210°F. Minyak pelumas harus
diganti secara teratur sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat. Minyak pelumas yang sudah aus ditunjukkan dengan menurunnya kekentalan
dan warnanya menjadi hitam. Perubahan ini disebabkan oleh temperatur pemakaian yang
tinggi.
Gambar 2. Pemeriksaan jumlah oli pada bak
engkol (karter)
0 komentar:
Posting Komentar