Gambar 1. Bagian-bagian Katup / Valve
Katup
hanya terdapat pada motor empat langkah, sedangkan motor dua langkah umumnya
tidak memakai katup. Katup pada motor empat langkah terpasang pada kepala
silinder. Tugas katup untuk membuka dan menutup ruang bakar. Setiap silinder
dilengkapi dengan dua jenis katup (isap dan buang) Pembukaan dan penutupan
kedua katup ini diatur dengan sebuah poros yang disebut poros cam (camshaft). Sehingga silinder motor
empat langkah memerlukan dua cam, yaitu cam katup masuk dan cam katup buang.
Poros cam diputar oleh poros engkol melalui transmisi roda gigi atau rantai.
Poros cam berputar dengan kecepatan setengah putaran poros engkol. Jadi,
diameter roda gigi pada poros cam adalah dua kali diameter roda gigi pada poros
engkol. Sebab itu lintasan pena engkol setengah kali lintasan poros cam.
Katup
masuk dan katup buang berbentuk cendawan (mushroom)
dan di sebut “poppet valve”. Katup masuk menerima panas pembakaran, dengan
demikian katup mengalami pemuaian yang tidak merata yang akan berakibat dapat
mengurangi efektivitas kerapatan pada dudukan katup. Untuk meningkatkan
efisiensi biasanya lubang pemasukan dibuat sebesar mungkin. Sementara itu katup
buang juga menerima tekanan panas, tekanan panas yang diterima lebih tinggi, hal
ini akan mengurangi efektivitas kerapatan juga, sehingga akibatnya pada dudukan
katup mudah terjadi keausan. Untuk menghindari hal tersebut, kelonggaran (clearence ) antara stem katup dan
kepala stem dibuat lebih besar. Untuk membedakan katup masuk dengan katup buang
dapat dilihat pada diameter keduanya, diameter katup masuk umumnya lebih besar
dari pada katup buang. Dari berbagai penampang katup yang digambarkan mari kita
lihat gambar katup pada di bawah ini berikut ini, disana diperlihatkan dimana katup
terpasang, dan komponen lain yang menyertainya pada pemasangan.
Katup
dibuat dari bahan yang keras dan mudah menghantarkan panas. Katup menerima
panas dan tekanan yang tinggi dan selalu bergerak naik dan turun, sehingga
memerlukan kekuatan yang tinggi. Selain itu hendaknya katup tahan terhadap
panas dan gesekan.
a. Mekanisme
Katup (Valve Mechanisme)
Katup
digerakkan oleh mekanisme katup, yang terdiri atas : poros cam, batang penekan,
pegas penutup, rol baut penyetel. Mekanisme
katup berfungsi untuk membuka dan menutup hubungan saluran masuk ke
ruang bakar dan ruang bakar ke saluran buang, pada saat yang tepat sesuai
dengan proses kerja motor. Mekanisme
katupharus menjamin katup tertutup dengan rapat sehingga tidak terjadi
kebocoran kompresi maupun tekanan hasil pembakaran. Katup juga harus terbuka
pada saat yang tepat dengan lebar bukaan yang paling sesuai dengan
karakteristik aliran campuran bahan bakar yang masuk maupun aliran gas sisa
pembakaran ke knalpot. Kerja dan fungsi mekanisme
katup mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap performa dan
karakteristik mesin.
Gambar 2. Mekanisme Katup / Valve
b. Jenis
– jenis Katup / Valve
1) Side
Valve ( SV ) / Katup Samping
Dengan posisi katup yang
ada di samping, kondisi ruang bakar bisa di buat menjadi lebih besar dan
dikarenakan strukturnya yang sederhana, biasanya untuk jenis mesin tersebut
cocok digunakan bagi yang membutuhkan kreteria mesin yang mainan-nya di putaran
rerendah dan membutuhkan sebuah kestabilan bukanlah performen, biasanya sih
seringkali dipakai pada mesin industri (mesin genset juga cocok)
Gambar 3. Jenis katup SV
2) Over Head Valve (OHV)
Untuk jenis Over Head Valve (OHV) ini
posisi katup sudah berada di atas piston. Katup digerakkan oleh rocker
arm, dimana rocker arm sendiri mendapat dorongan dari push rod yang diatur oleh
camshaft yang posisinya masih berada di bawah. Mesin jenis ini biasanya
digunakan pada kendaraan berkapasitas kecil, sepertihalnya Honda CG, dll.
Gambar 4. Jenis katup Over Head
Valve (OHV)
3) Single Over Head Camshaft (SOHC)
Untuk jenis SOHC ini
posisi katup dan camshaft berada di atas piston (mekanisme katup ada di
cylinder head), batang penekan seperti push road telah di hilangkan dengan
diganti sama cham chain (rantai kamprat).
Gambar 5. Jenis katup Single Over Head Camshaft (SOHC)
Putaran poros engkol
dilanjutkan menuju chamshaft melalui cham chain (rantai kamprat), setelah itu
barulah chamshaft (noken as) menekan rocker arm (temlar, platukan, manuan), dan
rocker arm akan menekan batang katup. Untuk jenis ini pada umumnya banyak
digunakan pada kendaraan masa kini, dimana kondisi part yang sederhana telah
memudahkan dalam perawatannya.
4) Double Over Head Chamshaft(DOHC)
Jenis DOHC ini posisi
mekanisme katupnya sama seperti jenis SOHC, dimana komponen/mekanisme katupnya
sudah berada di kepala cylinder, yang membedakan cuma alaur dalam menggerakkan katupnya
saja, dimana kalau jenis SOHC putaran chamshaft menuju rocker arm dulu baru ke katup,
kalau yang DOHC putaran dari chamshaft langsung menekan ke katup tanpa melewati
rocker arm. Naka berhubung rocker arm-nya dihilangkan, maka dibutukanlah dua
chamshaft sebagai penggerak katup, dan dikarenakan alur pergerakan yang makin
singkat, setidaknya buka nutup katup semakin responsive.
Gambar 6. Jenis katup Double Over Head Chamshaft(DOHC)
Untuk jenis ini biasanya
diterapkan pada motor berkapasitas besar dan memiliki engine lebih dari satu
silinder, oh iya…untuk perawatan mesin DOHC beda dengan jenis SOHC, dimana
kalau SOHC untuk stel kerenggangan katupnya bisa diatur langsung pakai kunci,
kalau DOHC masih membutuhkan biaya tambahan untuk membeli sim/dolaran untuk
mengatur celah katupnya, pasalnya dalam sistem DOHC tidak ada setelan celah katupnya,
jadi langsung main pengganjal yang suda disediakan pabrikan (dolar, sim,
lempengan besi tipis yang mempunyai nilai ketebalan tertentu).
c. Kerenggangan Katup
Tekanan
kompresi di dalam ruang bakar sangat dipengaruhi oleh penyetelan celah katup.
Jika celah katup lebih kecil dari standar berarti katup cepat membuka dan lebih
lama menutup, pembukaan yang lebih lama membuat gas lebih banyak masuk.
Akibatnya bensin lebih boros dan akibat dari keterlambatan katup menutup adalah
tekanan kompresi menjadi bocor karena pada saat terjadi langkah kompresi (saat
piston bergerak dari bawah keatas), katup belum menutup padahal seharusnya pada
saat itu katup harus menutup rapat hal ini mengakibatkan tenaga mesin
berkurang. Mesin tidak bisa stasioner, dan sulit dihidupkan, selain itu akibat
celah katup terlalu sempit dapat terjadi ledakan pada karburator.
Selanjutnya
apabila celah katup lebih besar dari standar berarti katup terlambat membuka
dan cepat menutup. Apabila hal ini terjadi pada katup masuk maka pemasukan
campuran bahan bakar udara berlangsung cepat sehingga jumlah campuran yang
masuk sedikit.
Gambar 7. Celah
katup yang terlalu kecil dan celah katup terlalu besar.
1 komentar:
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Posting Komentar